Hari ini email masuk dari website Rudolf Dethu membuat saya tidak berhenti membaca artikelnya sampai akhir. The Hydrant terlihat benar-benar menikmati tour mereka di Viva Las Vegas. Binggo! Festival Rockabilly terbesar di dunia. The Hydrant adalah grup musik pertama dari Asia Tenggara yang diundang ke festival ini. Dan yang membuat bangga, adalah menilik perjuangan mereka mengumpulkan dana untuk bisa ke Vegas. Secara, dari segi finansial The Hydrant adalah grup musik lokal bali dengan personil yang bisa dibilang tidak kaya raya.
The Hydrant mencoba menghadirkan nuansa bali pada kostum yang dipakai saat pentas di Bienvile Room. Salah satu ballrom tempat diselenggarakannya Viva las Vegas.
“Seluruh karya andalan The Hydrant dibrojolkan di panggung. Dari periode lawas macam “Rockabilly Riot” (dari album debut bersama label mayor,Rockabilly Live), dari era transisi “Boogie Cadillac” (dari album keluaran 2011, Dirty Thirty), sampai single tergres “My Music is Rock ’n’ Roll” (dari album paling anyar, Lokananta Riot). Tiap lagu disambut begitu antusias oleh penonton. Tak cuma yang berbahasa Inggris, pun yang berlirik Indonesia seperti “Jalan Jalan”. Sampai-sampai Marshello memimpin koor segala. Oh, ada lagi yang ultra istimewa, saat bersenandung seperti biasa Marshello menjalankan ritual khasnya: mengambil sisir rambut dari kantong lalu merapikan pompadour-nya. Eh, tanpa disangka, salah satu penonton wanita berinisiatif sendiri naik ke panggung dan sukarela membantu Marshello menyisir rambutnya. Sontak saja audiens riuh jejeritan dan suit-suit.” –rudolfdethu.com
Pic: Roland Wiryawan |
Haha.. saya selalu suka dengan senyum Marshello. Apapun itu saya rasa, kita patut berbangga dan mengapresiasi prestasi dari grup musik rockabilly asal Bali ini. Dari keterbatasan, mereka tetap dapat berkarya dan memperkenalkan budaya sendiri ke panggung yang besar. Cheers!