Artikel

Riset Gap (research gap)

2 min read
Riset Gap (research gap) adalah celah – celah atau senjang penelitian yang dapat dimasuki oleh seorang peneliti berdasarkan pengalaman atau temuan peneliti – peneliti terdahulu. Penelitian ilmiah disasarkan untuk mendapatkan sebuah jawaban baru terhadap sesuatu yang menjadi masalah. Oleh karena itu peneliti harus berhadapan dengan sesuatu yang menjadi masalah didukung oleh pembenaran atau justifikasi penelitian yang baik dan berupaya untuk mencari jawaban yang baru dari masalah yang memang penting untuk diteliti.
Riset Gap (research gap)
johnlatham.me
Ciri – ciri research gap :
1) Tatanan konseptual yang baik, tetapi belum ada pembuktian empirik,
2) Masalah penelitian yang belum berhasil dijawab atau hipotesis yang belum berhasil dibuktikan,
3) Temuan penelitian yang kontroversial terhadap penelitian sejenis lainnya,
4) Hasil penelitian yang menyisakan kelemahan.
Sumber Riset Gap (research gap) adalah dengan membaca dan menelaah hasil – hasil penelitian yang ada.
1. Buku pelajaran/text book, adalah bahan bacaan yang disiapkan secara khusus untuk tujuan proses belajar mengajar.
2. Laporan penelitian yang tidak dipublikasikan.
3. Proceeding Temu Ilmiah bidang ilmu. Proceeding adalah kumpulan naskah – naskah ilmiah yang disiapkan sebagai hasil dari sebuah pertemuan ilmiah bidang ilmu tertentu. Naskah semacam ini biasanya dipublikasikan setelah melalui sebuah proses diskusi yang mendalam terhadap berbagai aspek penelitian yang diliput dalam naskah tersebut.
4. Scientific Readings. Bacaan yang bukan merupakan buku pelajaran tetapi memuat eksplorasi yang mendalam mengenai sebuah bidang ilmu atau ditulis dalam lintas bidang ilmu.
5. Tesis dan disertasi. Naskah ini adalah hasil penelitian yang digunakan seseorang untuk mendapat gelar magister dan doktor dalam bidang ilmu tertentu.
6. Naskah Referal Journal dalam bidang ilmu. Naskah ini adalah naskah yang paling bergengsi sebagai rujukan utama dari sebuah penelitian ilmiah.
Theory Gap
Theory gap adalah kesenjangan atau ketidakmampuan sebuah teori dalam menjelaskan sebuah fenomena, oleh karena itu teori tersebut lalu dipertanyakan. Perbedaan theory gap dengan research gap adalah dalam besaran cakupannya.
Setelah sumber-sumber masalah ditemukan, peneliti akan mulai memperoleh banyak masalah atas suatu kondisi. Agar lebih mudah memfokuskan diri dalam penelitian, maka peneliti perlu melakukan perumusan masalah terlebih dulu dengan latar belakang tertentu, lalu dikerucutkan menjadi perumusan masalah penelitian, kemudian merancang penelitian itu sendiri.

Secara sama, proses menyatakan masalah dapat dilakukan terhadap semua sumber masalah, apakah masalah itu bersumber dari fenomena lapangan atau dari penelitian terdahulu atau dari teori – teori yang telah dianggap mapan. Masalah penelitian adalah rumusan mengenai bagaimana sebuah masalah akan dipecahkan melalui sebuah penelitian ilmiah. Setelah masalah penelitian dikembangkan, peneliti dapat memerinci cara memecahkan masalah penelitiannya dengan mengembangkan berbagai pertanyaan penelitian yang akan menuntun peneliti untuk melakukan telaah pustaka guna menngembangkan hipotesis penelitiannya. Pertanyaan penelitian adalah pertanyaan – pertanyaan yang sengaja diajukan oleh peneliti untuk memancing jawaban bagi masalah peneletiannya.

Contoh cara menyajikan riset gap : [ download ]
Contoh jurnal dengan riset gap : [ download ]


1 Comment

author
Rika
3 Juni 2021

Terimakasih, bisa lebih mudah memahami. Namun sayang, link contoh2nya tidak bisa dibuka

Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Chat