Artikel

QS Al-Isra’ : 1

6 min read
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil haram ke Al Masjidil aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. [QS Al-Isra’ : 1]

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Pic: hajarsabrani

Allah telah memulai surat ini dengan mengagungkan diriNya dan menggambarkan kebesaran peranNya karena kekuasaanNya melampaui segala sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh seorang pun selain Dia sendiri. Maka tidak ada Rabb selain Allah.

الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ
yang telah memperjalankan hamba-Nya [QS Al-Isra’ : 1]
Yang dimaksud hambaNya adalah Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wasallam.
لَيْلا
pada suatu malam [QS Al-Isra’ : 1]
Maksudnya, di dalam kegelapan di malam hari.
مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ
dari Al-Masjidil Haraam [QS Al-Isra’ : 1]
Masjidil Haram berada di kota Makkah.
إِلَى الْمَسْجِدِ الأقْصَى
ke Al-Masjidil Aqshaa [QS Al-Isra’ : 1]
Yakni Baitul Muqaddas yang terletak di wilayah Elia (Yerussalem), tempat asal para Nabi terdahulu sejak Nabi Ibrahim Alaihissalam. Karena itulah semua Nabi dikumpulkan di Masjidil Aqsa pada malam itu. Lalu Nabi Shallallahu alaihi wasallam mengimami mereka. Hal ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad adalah imam terbesar dan pemimpin para Nabi yang didahulukan. Semoga shalawat dan salam terlimpahkan kepada mereka semuanya.
الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ
yang telah Kami berkahi sekelilingnya [QS Al-Isra’ : 1]
Yakni tanam-tanaman dan buah-buahan (yang ditanam di sekitar wilayah itu).
لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا
agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami [QS Al-Isra’ : 1]
Maksudnya, Kami perlihatkan kepada Muhammad sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Kami yang paling besar. Didalam ayat yang lain, Allah Ta’ala berfirman :
لَقَدْ رَأَى مِنْ آيَاتِ رَبِّهِ الْكُبْرَى
Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar. [QS An-Najm : 18]
إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. [QS Al-Isra’ : 1]
Allah Maha Mendengar semua ucapan hamba-hambaNya, yang mukmin maupun yang kafir, yang membenarkan maupun yang mendustakan diantara mereka. Dan Dia Maha Melihat semua perbuatan mereka. Maka, kelak Dia akan memberikan kepada masing-masing dari mereka balasan yang berhak mereka terima di dunia dan di akhirat.
——————
Telah menceritakan kepada kami Anas bin Maalik, dari Malik bin Sha’sha’ah -radhiyallahu ‘anhuma-, ia berkata, Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ketika aku berada di sisi Baitullah antara tidur dan sadar”. Lalu Beliau menyebutkan, yaitu: “Ada seorang laki-laki diantara dua laki-laki yang datang kepadaku membawa baskom terbuat dari emas yang dipenuhi dengan hikmah dan iman, lalu orang itu membelah badanku dari atas dada hingga bawah perut, lalu dia mencuci perutku dengan air zamzam kemudian mengisinya dengan hikmah dan iman.
Kemudian aku diberi seekor hewan tunggangan putih yang lebih kecil dari pada bighal namun lebih besar dibanding keledai bernama Al-Buraq. Maka aku berangkat bersama Jibril Alaihissalam, hingga sampai di langit dunia. Lalu ditanyakan; “Siapakah ini?”. Jibril menjawab; “Jibril”. Ditanyakan lagi; “Siapa orang yang bersamamu?”. Jibril menjawab; “Muhammad”. Ditanyakan lagi; “Apakah dia telah diutus?”. Jibril menjawab; “Ya”. Maka dikatakan; “Selamat datang, sebaik-baik orang yang datang telah tiba”. Kemudian aku menemui Adam Alaihissalam dan memberi salam kepadanya lalu dia berkata; “Selamat datang bagimu dari anak keturunan dan Nabi”.
Kemudian kami naik ke langit kedua lalu ditanyakan; “Siapakah ini?”. Jibril menjawab; “Jibril”. Ditanyakan lagi; “Siapa orang yang bersamamu?”. Jibril menjawab; “Muhammad”. Ditanyakan lagi; “Apakah dia telah diutus?”. Jibril menjawab; “Ya”. Maka dikatakan; “Selamat datang baginya dan ini sebaik-baiknya kedatangan orang yang datang”. Lalu aku menemui ‘Iisaa dan Yahyaa Alaihimassalam lalu keduanya berkata; “Selamat datang bagimu dari saudara dan Nabi”.
Kemudian kami naik ke langit ketiga lalu ditanyakan; “Siapakah ini?”. Jibril menjawab; “Jibril”. Ditanyakan lagi; “Siapa orang yang bersamamu?”. Jibril menjawab; “Muhammad”. Ditanyakan lagi; “Apakah dia telah diutus?”. Jibril menjawab; “Ya”. Maka dikatakan; “Selamat datang baginya dan ini sebaik-baiknya kedatangan orang yang datang”. Lalu aku menemui Yuusuf Alaihissalam dan memberi salam kepadanya lalu dia berkata; “Selamat datang bagimu dari saudara dan Nabi”.
Kemudian kami naik ke langit keempat lalu ditanyakan; “Siapakah ini?”. Jibril menjawab; “Jibril”. Ditanyakan lagi; “Siapa orang yang bersamamu?”. Jibril menjawab; “Muhammad”. Ditanyakan lagi; “Apakah dia telah diutus?”. Jibril menjawab; “Ya”. Maka dikatakan; “Selamat datang baginya dan ini sebaik-baik kedatangan orang yang datang”. Lalu aku menemui Idriis Alaihissalam dan memberi salam kepadanya lalu dia berkata; “Selamat datang bagimu dari saudara dan Nabi”.
Kemudian kami naik ke langit kelima lalu ditanyakan; “Siapakah ini?”. Jibril menjawab; “Jibril”. Ditanyakan lagi; “Siapa orang yang bersamamu?”. Jibril menjawab; “Muhammad”. Ditanyakan lagi; “Apakah dia telah diutus?”. Jibril menjawab; “Ya”. Maka dikatakan; “Selamat datang baginya dan ini sebaik-baiknya kedatangan orang yang datang”. Lalu aku menemui Haaruun Alaihissalam dan memberi salam kepadanya lalu dia berkata; “Selamat datang bagimu dari saudara dan Nabi”.
Kemudian kami naik ke langit keenam lalu ditanyakan; “Siapakah ini?”. Jibril menjawab; “Jibril”. Ditanyakan lagi; “Siapa orang yang bersamamu?”. Jibril menjawab; “Muhammad”. Ditanyakan lagi; “Apakah dia telah diutus?”. Jibril menjawab; “Ya”. Maka dikatakan; “Selamat datang baginya dan ini sebaik-baiknya kedatangan orang yang datang”. Kemudian aku menemui Muusaa ‘Alaihissalam dan memberi salam kepadanya lalu dia berkata; “Selamat datang bagimu dari saudara dan Nabi”. Ketika aku sudah selesai menemuinya, tiba-tiba dia menangis. Lalu ditanyakan; “Mengapa kamu menangis?”. Muusaa menjawab; “Ya Rabb, anak ini yang diutus setelah aku, ummatnya akan masuk surga dengan kedudukan lebih utama dibanding siapa yang masuk surga dari ummatku”.
Kemudian kami naik ke langit ketujuh lalu ditanyakan; “Siapakah ini?”. Jibril menjawab; “Jibril”. Ditanyakan lagi; “Siapa orang yang bersamamu?”. Jibril menjawab; “Muhammad”. Ditanyakan lagi; “Apakah dia telah diutus?”. Jibril menjawab; “Ya”. Maka dikatakan; “Selamat datang baginya dan ini sebaik-baiknya kedatangan orang yang datang”. Kemudian aku menemui Ibraahiim ‘Alaihissalam dan memberi salam kepadanya lalu dia berkata; “Selamat datang bagimu dari saudara dan Nabi”.
Kemudian aku ditampakkan Al-Baitul Ma’mur. Aku bertanya kepada Jibril, lalu dia menjawab; “Ini adalah Al-Baitul Ma’mur, setiap hari ada tujuh puluh ribu malaikat mendirikan sholat disana. Jika mereka keluar (untuk pergi shalat) tidak ada satupun dari mereka yang kembali”. Kemudian diperlihatkan kepadaku Sidratul Muntaha yang ternyata bentuknya seperti kubah dengan daun jendelanya laksana telinga-telinga gajah. Di dasarnya ada empat sungai yang berada di dalam (disebut Bathinan) dan di luar (Zhahiran) “. Aku bertanya kepada Jibril, maka dia menjawab; “Adapun Bathinan berada di surga sedangkan Zhahiran adalah An-Nail dan Al-Furat (dua nama sungai di dunia)”.

Kemudian diwajibkan atasku shalat lima puluh kali (dalam sehari). Aku menerimanya hingga aku datang pada Muusaa ‘Alaihissalam dan bertanya; “Apa yang telah diwajibkan?”. Aku jawab: “Aku diwajibkan shalat lima puluh kali”. Muusaa berkata; “Akulah orang yang lebih tahu tentang manusia daripada engkau. Aku sudah berusaha menangani Bani Isra’il dengan sungguh-sungguh. Dan ummatmu tidak akan sanggup melaksanakan kewajiban shalat itu. Maka itu kembalilah kau kepada Rabbmu dan mintalah (keringanan) “. Maka aku meminta keringanan lalu Allah memberiku empat puluh kali shalat lalu aku menerimanya dan Muusaa kembali menasehati aku agar meminta keringanan lagi, kemudian kejadian berulang seperti itu (nasehat Muusaa) hingga dijadikan tiga puluh kali lalu kejadian berulang seperti itu lagi hingga dijadikan dua puluh kali kemudian kejadian berulang lagi hingga menjadi sepuluh lalu aku menemui Muusaa dan dia kembali berkata seperti tadi hingga dijadikan lima waktu lalu kembali aku menemui Muusaa dan dia bertanya; “Apa yang kamu dapatkan?”. Aku jawab; “Telah ditetapkan lima waktu”. Dia berkata seperti tadi lagi. Aku katakan; “Aku telah menerimanya dengan baik”. Tiba-tiba ada suara yang berseru: “Sungguh Aku telah putuskan kewajiban dariku ini dan Aku telah ringankan untuk hamba-hambaKu dan aku akan balas setiap satu kebaikan (shalat) dengan sepuluh balasan (pahala) “. [HR Al-Bukhaariy no. 2968, dan ini adalah lafazh Al-Bukhaariy].

Ref: https://muhandisun.wordpress.com


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Article

QS Al-Isra’ : 1

7 min read
Glory be to Allah, Who made His servant travel one night from the Sacred Mosque to the Sacred Mosque, which We have beautified around it, that We may show him some of Our signs.
Verily, He is the All-Hearing, the All-Seeing.
[QS Al-Isra’ : 1]
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Pic: hajarsabrani

Allah has started this Surah by glorifying Himself and describing the greatness of His role because His power transcends everything that no one but Him alone is capable of.
So there is no Rabb but Allah.

الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ
who has made a journey for His servant [QS Al-Isra’ : 1]
The servant is the Prophet Muhammad (peace be upon him).
لَيْلا
one night [QS Al-Isra’ : 1]
That is, in the darkness of the night.
مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ
from Al-Masjidil Haraam [QS Al-Isra’ : 1]
The Grand Mosque is located in the city of Makkah.
إِلَى الْمَسْجِدِ الأقْصَى
to Al-Masjidil Aqshaa [QS Al-Isra’ : 1]
Namely Baitul Muqaddas which is located in the region of Elijah (Jerusalem), the place of origin of the previous Prophets since Prophet Abraham Alaihissalam.
That’s why all the Prophets were gathered at the Aqsa Mosque on that night.
Then the Prophet (peace and blessings of Allah be upon him) led them in prayer.
This shows that the Prophet Muhammad is the greatest imam and the leader of the Prophets who comes first.
May peace and blessings be upon them all.
الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ
which We have blessed its surroundings [QS Al-Isra’ : 1].
That is, crops and fruits (grown in the vicinity).
لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا
so that We may show him some of Our signs [QS Al-Isra’ : 1].
That is, We showed Muhammad some of the greatest signs of Our power.
In another verse, Allah says:
لَقَدْ رَأَى مِنْ آيَاتِ رَبِّهِ الْكُبْرَى
Surely he has seen some of the greatest signs of his Lord.
[QS An-Najm: 18]
إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Verily, He is the All-Hearing, the All-Seeing.
[QS Al-Isra’ : 1]
Allah hears all the words of His servants, the believers and the disbelievers, the believers and the disbelievers among them.
And He is All-Seeing of all their deeds.
So, one day He will give each of them the reward they deserve in this world and in the Hereafter.
——————
Anas ibn Maalik reported to us from Malik ibn Sha’sha’ah (may Allah be pleased with him) that the Prophet (peace and blessings of Allah be upon him) said: “When I was on the side of the House of Allah between sleep and consciousness”.
Then he mentioned: “There was a man among two men who came to me carrying a basin made of gold filled with wisdom and faith, then he cut me open from the top of my chest to the bottom of my stomach, then he washed my stomach with Zamzam water then filled it with wisdom and faith.
Then I was given a white riding animal smaller than a bighal but larger than a donkey named Al-Buraq.
So I set out with Jibril, peace be upon him, until I reached the heavens of the world.
Then it was asked; “Who is this?”.
Jibril replied: “Jibril”.
He was asked: “Who is the person with you?”.
Gabriel replied; “Muhammad”.
Asked again; “Has he been sent?”.
Gabriel replied; “Yes”.
So it was said; “Welcome, the best of those who come have arrived”.
Then I went to Adam (peace be upon him) and greeted him and he said: “Welcome to you from the progeny and the Prophet”.
Then we ascended to the second heaven and were asked; “Who is this?”.
Jibril replied; “Jibril”.
He was asked again; “Who is the person with you?”.
Gabriel replied; “Muhammad”.
Asked again; “Has he been sent?”.
Gabriel replied: “Yes”.
So it was said; “Welcome to him and this is the best of comings”.
Then I went to ‘Iisaa and Yahyaa (peace be upon them) and they said: “Welcome to you from your brother and the Prophet”.
Then we ascended to the third heaven and were asked; “Who is this?”.
Jibril replied; “Jibril”.
He was asked again; “Who is the person with you?”.
Gabriel replied; “Muhammad”.
Asked again; “Has he been sent?”.
Gabriel replied: “Yes”.
So it was said; “Welcome to him and this is the best of arrivals”.
Then I went to Yuusuf (peace be upon him) and greeted him and he said: “Welcome to you from your brother and the Prophet”.
Then we ascended to the fourth heaven and were asked; “Who is this?”.
Jibril replied; “Jibril”.
He was asked again; “Who is the person with you?”.
Gabriel replied; “Muhammad”.
Asked again; “Has he been sent?”.
Gabriel replied: “Yes”.
So it was said; “Welcome to him and this is the best of arrivals”.
Then I went to Idriis (peace be upon him) and greeted him and he said: “Welcome to you from your brother and the Prophet”.
Then we ascended to the fifth heaven and were asked; “Who is this?”.
Jibril replied; “Jibril”.
He was asked again; “Who is the person with you?”.
Gabriel replied; “Muhammad”.
Asked again; “Has he been sent?”.
Gabriel replied: “Yes”.
So it was said; “Welcome to him and this is the best of arrivals”.
Then I went to Haaruun (peace be upon him) and greeted him and he said: “Welcome to you from your brother and the Prophet”.
Then we ascended to the sixth heaven and were asked; “Who is this?”.
Jibril replied; “Jibril”.
He was asked again; “Who is the person with you?”.
Gabriel replied; “Muhammad”.
Asked again; “Has he been sent?”.
Gabriel replied: “Yes”.
So it was said; “Welcome to him and this is the best of comings”.
Then I went to Muusaa ‘Alaihissalam and greeted him and he said: “Welcome to you from your brother and the Prophet”.
When I had finished seeing him, he suddenly burst into tears.
Then I asked him; “Why are you crying?”.
Muusaa replied; “O Lord, this child who was sent after me, his Ummah will enter Paradise with a superior position than who enters Paradise from my Ummah”.
Then we ascended to the seventh heaven and were asked; “Who is this?”.
Jibril replied; “Jibril”.
He was asked again; “Who is the person with you?”.
Gabriel replied; “Muhammad”.
Asked again; “Has he been sent?”.
Gabriel replied: “Yes”.
So it was said; “Welcome to him and this is the best of comings”.
Then I went to Ibraaheem ‘Alaihissalam and greeted him and he said: “Welcome to you from your brother and the Prophet”.
Then I was shown Al-Baitul Ma’mur.
I asked Jibril, and he replied; “This is Al-Baitul Ma’mur, every day seventy thousand angels pray there. If they go out (to pray) none of them return”.
Then I was shown Sidratul Muntaha, which was shaped like a dome with windows like elephant ears.
At its base are four rivers that are inside (called Bathinan) and outside (Zhahiran)”. I asked Jibril and he replied: “Bathinan is in Paradise, while Zhahiran is An-Nail and Al-Furat (two names of rivers in the world).”
Then it was made obligatory upon me to pray fifty times (in a day).
I accepted it until I came to Muusaa ‘Alaihissalam and asked; “What has been made obligatory?”. I replied: “I am required to pray fifty times”. Muusaa said; “I am the one who knows more about people than you. I have tried to deal with Bani Isra’il seriously. And your people will not be able to fulfill the obligatory prayers. So go back to your Lord and ask for leniency”. So I asked for leniency and Allah gave me forty prayers and I accepted them and Muusaa advised me to ask for more leniency, then it repeated like that (Muusaa’s advice) until it was made thirty times then it repeated like that again until it was made twenty times then it repeated again until it became ten then I went to Muusaa and he said the same thing again until it was made five times then I went back to Muusaa and he asked; “What did you get?”.
I replied; “It has been made five times”.
He said the same thing again.
I said; “I have received it well”.
Suddenly a voice exclaimed: “Indeed I have removed this obligation from me and I have made it easy for My servants and I will reward every one good deed (prayer) with ten rewards”.
[HR Al-Bukhaariy no. 2968, and this is the wording of Al-Bukhaariy].
Ref: https://muhandisun.wordpress.com


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Chat!
1