Artikel

The Reclamation

1 min read
Gary Bencheghib, 21 tahun, sineas muda asal New York, sedang membuat sebuah film dokumenter berjudul “The Reclamation”. Benar, tentang Bali. Bukan hal yang mengejutkan mengingat Bali merupakan rumahnya sejak umur 9 Tahun.
Pic: Anton Muhajir (flickr)
Film berdurasi 40 menit itu akan dirilis dalam tiga bagian.Bagian pertama yang telah dirilis berikut, menceritakan tentang penduduk lokal yang terang-terangan menolak rumahnya dijadikan tempat wisata. Bagian kedua, akan dirilis dua bulan yang akan datang.
Konsistensi dari teman-teman aktivis Bali Tolak Reklamasi selama 3 tahun memang benar-benar luar biasa. Para pemuda, tokoh adat desa, musisi, aktivis dan sebagian besar masyarakat bali selalu datang disetiap parade #tolakreklamasitelukbenoa. Kegigihan dan konsistensi ini akan sangat membantu menggerakkan banyak orang jika dikemas dalam media yang baik.

“Meski berada 12 ribu mil jauhnya, ada hal kecil yang bisa saya lakukan untuk memprotes reklamasi. Saya harap film ini menunjukkan bahwa perjuangan ini bersifat universal,” ujarnya dalam rilis pers. (rollingstone.co.id)

Sangat tepat, yang diperlukan oleh teman-teman di Bali yang dengan sekuat tenaga menolak Reklamasi teluk Benoa adalah dukungan dari semua orang. Agar benar-benar terlihat, bahwa penolakan reklamasi teluk benoa, datang dari sebagian besar masyarakat bali. Semoga film ini bisa menyebarkan deru semangat teman-teman di Bali.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

twenty − 11 =

Article

The Reclamation

1 min read
Gary Bencheghib, 21, a young filmmaker from New York, is making a documentary called “The Reclamation”.
That’s right, about Bali.
Not surprising considering Bali has been his home since he was 9 years old.
Pic: Anton Muhajir (flickr)
The 40-minute movie will be released in three parts.The first part, which has been released below, tells the story of a local resident who openly refuses to let his house be used as a tourist attraction.
The second part will be released in two months.
The consistency of Bali Tolak Reklamasi activist friends for 3 years is truly extraordinary.
The youth, village traditional leaders, musicians, activists and most of the Balinese people always come to every #tolakreklamasitelukbenoa parade.
This persistence and consistency will really help mobilize many people if packaged in good media.

“Despite being 12,000 miles away, there is little I can do to protest reclamation. I hope this movie shows that this struggle is universal,” he said in a press release.
(rollingstone.co.id)
Quite rightly, what our friends in Bali who are vigorously resisting the Benoa Bay Reclamation need is support from everyone.
To make it really visible, that the rejection of Benoa Bay reclamation comes from the majority of Balinese people.
Hopefully this movie can spread the spirit of our friends in Bali.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

16 − two =