Artikel

The Croto Chip

3 min read
Poppies Dog Anthem ( Angels and The Outsiders [2008] ) atau Good Bye Whiskey ( Black Market Love [2006] ) ? Ritme nada yang sedang (upbeat)  untuk bersalto di depan panggung Superman Is Dead bisa jadi intermezo yang menyenangkan diantara list lagu yang sebagian besar mengusung ritme kencang seyogyanya musik punk rock. Menemukan suara Booby yang mengajak badan ini bergerak dalam ritme yang sedikit berbeda dengan nafas Superman Is Dead? Mungkin itu juga akan terjadi jika Bobby berdendang bersama kolektif musik Ska yang pernah dibuatnya di 2011. The Croto Chip.
Ska. Genre musik yang berasal di Jamaika pada akhir 1950-an ini dan merupakan pendahulu rocksteady dan reggae. Ska menggabungkan unsur-unsur musik mento [musik sederhana dengan lirik lucu diiringi gitar, banjo, tambourine, shaker, scraper dan rumba atau kotak bass. Bentuk ini kemudian populer pada tahun 20 dan 30an dan merupakan bentuk musik Jamaika pertama], dan musik kalipso dari Karibia dengan jazz dan rhythm and blues dari Amerika Serikat. Ciri khas musik ini adalah jalur bass berjalan dengan aksentuasi pada ritme upbeat [tidak keras]. Pada awal 1960-an, ska adalah genre musik yang dominan di Jamaika dan popular di kalangan para mod [Mod sendiri berasal dari Modern atau Modernist yang menggambarkan kalangan orang-orang Inggris dengan pemikiran modern di zaman itu. Mod lahir sebagai bentuk protes terhadap kalangan menegah ke atas bahwa mereka kaum pekerja juga bisa berpenampilan menarik dengan gaya necis dan dandy. Mod juga bisa dibilang bentuk ekspresi “ketidaksukaan” akan musik-musik jazz tradisional yang didengarkan oleh kebanyakan orang-orang Inggris kala itu dan para kaum Mod lebih memilih mendengarkan musik Ska, R n B serta Soul dari bangsa kulit hitam Amerika]. Musik ini kemudian populer di kalangan skinhead [suatu sub-budaya yang lahir di London, Inggris pada akhir tahun 1960-an. Sekarang Skinhead sudah menyebar ke seluruh belahan bumi. Nama Skinhead merujuk kepada para pengikut budaya ini yang rambutnya dipangkas botak. Sebelum bermulanya era Skinhead, ada golongan remaja yang dipanggil Mods yang menjadi pemula kepada skinheads.]. Ref : wikipedia.org
The Croto Chip feat Eba Ayu Febra at PICA Fest 2016 – https://i.ytimg.com
2011, Pada masa merebaknya pengaruh musik ska di Indonesia, Bobby membuat sebuah proyek kelompok musik indie yang mengusung aliran ska bernama Croto Chip. Melahirkan sebuah album bertajuk “Percuma”. The Croto Chip lahir setelah 6 tahun Bobby bersama SID yang saat itu masih menjadi kolektif musik indie. Memasuki tahun 2003, SID memutuskan untuk bergabung dengan major label Sony Music Indonesia . Yang menjadi langkah awal SID berkecimpung lebih luas dalam industri musik Indonesia. Ditandai dengan dirilisnya album Kuta Rock City. Album pertama mereka menuai kesuksesan yang dilanjutkan dengan rilisnya album-album Superman Is Dead yang lain, The Hangover Decade (2005), Black Market Love (2006), Angels & the Outsiders (2009), Aku Anak Indonesia (Single) (2011), The Early Years, Blood, Sweet and Tears (2012) dalam format vinyl dan Sunset Di Tanah Anarki (2013).

Dan akhirnya setelah 5 tahun, The Croto Chip, kembali di 2016 dengan Album keduanya ‘Terompet Berkarat‘ . Dengan single Percuma yang juga dimasukkan dalam trek pertama dari 10 lagu. Dalam trek ke-4, Honey , Bobby berkolaborasi dengan Eba Ayu Febra, penyanyi muda kelahiran Denpasar. Single andalan ‘Terompet Berkarat’ ada di trek ke 6. Dengan suara khas Bobby yang kental dengan nafas SID terlantun pelan mendendangkan lirik dengan selingan terompet. Album ini bisa dinikmati di Itunes, spotify, amazon dan applemusic.

The Crotochip adalah I Made Budi Sartika/Bobby Kool (vokal), Adi (lead guitar), Ogix (bass), Agung (drum), Bane (trompet) dan Ferry (trombone). Album kali ini The Crotochip lebih menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris serta melibatkan Eka (Bassist SID) terutama dalam lagu yang berbahasa Inggris. “Dalam album ini kita coba gabungkan 5 lagu dari album pertama yang kita record ulang dan 5 lagu merupakan lagu baru. Karena album pertama kita tidak bisa memproduksi terlalu banyak, jadi kita coba gabungkan kembali dialbum kedua ini tetapi dengan kualitas recording yang lebih baik,” ungkap Budi Sartika. [ http://www.jepunbalisgrfm.com ]


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

15 − two =

Article

The Croto Chip

3 min read
Poppies Dog Anthem ( Angels and The Outsiders [2008] ) or Good Bye Whiskey ( Black Market Love [2006] )?
The upbeat rhythms of Superman Is Dead’s front stage can be a nice intermezzo between a song list that mostly carries the fast-paced rhythm that punk rock music should have.
Finding Booby’s voice that invites this body to move in a rhythm that is slightly different from Superman Is Dead’s breath?
Maybe it would also happen if Bobby drummed with the Ska music collective he had made in 2011.
The Croto Chip.
Ska.
This genre of music originated in Jamaica in the late 1950s and is the predecessor of rocksteady and reggae.
Ska combines elements of mento music [simple music with humorous lyrics accompanied by guitar, banjo, tambourine, shaker, scraper and rumba or bass box. This form became popular in the 20s and 30s and was the first Jamaican musical form], and calypso music from the Caribbean with jazz and rhythm and blues from the United States.
Characteristic of this music is a walking bass line with an accentuation on upbeat rhythms [tidak keras].
In the early 1960s, ska was the dominant music genre in Jamaica and popular among the mods [Mod itself comes from Modern or Modernist which describes the modern-minded English people of the era. Mods were born as a form of protest against the upper middle class that the working class could also look good with a dapper and dandy style. Mod was also a form of expression of “dislike” for traditional jazz music listened to by most British people at that time and the Mods preferred to listen to Ska, R n B and Soul music from black Americans].
This music became popular among skinheads [a sub-culture born in London, England in the late 1960s. The name Skinhead refers to the followers of this culture whose hair is trimmed bald. Before the beginning of the Skinhead era, there was a group of teenagers called Mods who were beginners to skinheads].
Ref: wikipedia.org
The Croto Chip feat Eba Ayu Febra at PICA Fest 2016 – https://i.ytimg.com
2011, During the outbreak of the influence of ska music in Indonesia, Bobby created an indie music group project that carried the ska genre called Croto Chip.
It gave birth to an album titled “Percuma”.
The Croto Chip was born after 6 years of Bobby with SID, which at that time was still an indie music collective . Entering 2003, SID decided to join the Sony Music Indonesia major label.
Which became the first step for SID to dabble more widely in the Indonesian music industry.
Marked by the release of Kuta Rock City album.
Their first album was a success which was followed by the release of Superman Is Dead’s other albums, The Hangover Decade (2005), Black Market Love (2006), Angels & the Outsiders (2009), Aku Anak Indonesia (Single) (2011), The Early Years, Blood, Sweet and Tears (2012) in vinyl format and Sunset Di Tanah Anarki (2013).
And finally after 5 years, The Croto Chip, returned in 2016 with their second album‘Rusty Trumpet‘.
With the single Percuma which is also included in the first track of 10 songs.
In the 4th track, Honey, Bobby collaborated with Eba Ayu Febra, a young singer born in Denpasar. The single
With Bobby’s distinctive voice thick with SID breath, he softly sings the lyrics with trumpet interludes. This album can be enjoyed on Itunes, spotify, amazon and applemusic. The Crotochip are I Made Budi Sartika/Bobby Kool (vocals), Adi (lead guitar), Ogix (bass), Agung (drums), Bane (trumpet) and Ferry (trombone). This album uses more Indonesian and English and involves Eka (SID bassist), especially in English songs. “In this album we try to combine 5 songs from the first album that we re-recorded and 5 songs are new songs. Because the first album we could not produce too much, so we tried to combine it again in this second album but with better recording quality,” said Budi Sartika. [
http://www.jepunbalisgrfm.com ]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

5 − four =

Chat!
1