Artikel

Ice Breaking

2 min read
Baiklah, saya rasa tidak ada waktu lagi untuk berlari. Sore ini saya akan belajar bagaimana berinteraksi dengan adik-adik di Sekolah Taman Lentera Santrendelik. Sebuah sekolah yang dirintis komunitas Small Initiatives. Sudah hampir 4 bulan lalu saya ikut, tetapi hanya sebagai seksi dokumentasi ehehe.
wide.wallpaper.net
Dan, sore nanti saya bertugas membuka kegiatan yang baru saja libur satu bulan puasa dan lebaran. Bagus sekali -_-
Dan, tugas yang diberikan oleh kanjeng mami adalah…
 
Ice Breaking 10 menit.
Lama banget itu bagi saya. haha. 
 
Ice Breaking=memecahkan es. Es=beku. Memecahkan kebekuan. Kebekuan yang dimaksud disini adalah kebekuan suasana.
Ice Breaking adalah padanan dua kata Inggris yang mengandung makna “memecah es”. Istilah ini sering dipakai dalam training dengan maksud menghilangkan kebekuan-kebekuan di antara peserta latihan, sehingga mereka saling mengenal, mengerti dan bisa saling berinteraksi dengan baik antara satu dengan yang lainnya. Hal ini dimungkinkan karena perbedaan status, usia, pekerjaan, penghasilan, jabatan dan sebagainya akan menyebabkan terjadinya dinding pemisah antara peserta yang satu dengan yang lainnya. untuk melebur dinding-dinding penghambat tersebut, diperlukan sebuah proses ice breaking.
Tujuan dilaksanakan ice breaking ini adalah :
a. Terciptanya kondisi-kondisi yang equal (setara) antara sesama peserta dalam forum training.
b. Menghilangkan sekat-sekat pembatas di antara peserta.
c. Terciptanya kondisi yang dinamis di antara peserta
d. Menimbulkan kegairahan (motivasi) antara sesama peserta untuk melakukan aktivitas selama training berlangsung.
Banyak metode yang dapat dilakukan dalam ice breaking ini, di antaranya :
a.  Metode Ceramah, pelatih melakukan terlebih dahulu ceramah pembuka.
b. Metode Studi Kasus, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta untuk ikut andil memecahkan persoalan-persoalan praktis.
c. Metode Simulasi dan Permainan, metode ini merupakan metode yang paling mudah dilakukan, pelatih mempersiapkan beberapa permainan yang bertujuan untuk memecah kebekuan (ice breaking games) peserta. [ Saya akan ambil metode yang ini ]
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Saat Ice Breaking :
1. Seorang pelatih haruslah mempunyai naluri (feeling) khusus yang kuat ketika melakukan proses ice breaking. Ia harus tahu saat peserta sudah lebur atau belum dan masih harus dileburkan. Ketika peserta belum lebur namun ice breaking sudah dihentikan, hal ini akan menyusahkan sewaktu penyajian materi berikutnya.
2. Saat melakukan ice breaking, seorang pelatih harus sudah dapat mendeteksi, (minimal beberapa orang dari peserta sudah masuk dalam memorinya) tentang potensi awal, sikap, sifat dan “karakteristik special” seorang peserta.
3. Waktu yang disediakan untuk melakukan ice breaking sangat kondisional, tergantung kepada tingkat keleburan peserta.
 4. Menimbulkan kesan positif, seorang pelatih haruslah dipandang oleh peserta dalam pandangan yang positif, baik dari segi pendapat, sikap, sifat dan interaksinya dengan peserta, karena tidak menutup kemungkinan nanti seorang pelatih akan menjadi tempat “curhat” paling dipercaya bagi peserta yang mengalami persoalan-persoalan khusus.
 
Varian ice breaker :
Varian ice breaker di sini dibagi dalam dua macam varian, ice breaker tanpa media dan ice breaker dengan media. Ice breaker tanpa media dapat diartikan permainan pendinginan otak dengan tidak menggunakan media di luar anggota tubuh. Sedangkan Ice breaker dengan media dapat menggunakan media apa saja sehingga permainan lebih hidup.
Sepertinya gampang ya? Tinggal cari contoh-contohnya saja. Yak. Terimakasih kepada icebreaksinyourlife  , doakan saya sore ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

20 − 9 =

Article

Ice Breaking

3 min read
Well, I guess there is no more time to run.
This afternoon I will learn how to interact with the children at the Santrendelik Lantern School.
A school pioneered by the Small Initiatives community.
I joined almost 4 months ago, but only as a documentation section ehehe.
wide.wallpaper.net
And, this afternoon I was in charge of opening the activities that had just taken a month off from fasting and Eid.
Very good -_-
And, the task given by kanjeng mami is…
Ice Breaking 10 minutes.
That’s a long time for me.
haha.
Ice Breaking = breaking theice.
Ice=frozen.
Breaking the ice.
The freezing referred to here is the freezing of the atmosphere.
Ice Breaking is the equivalent of two English words that mean “breaking the ice”.
This term is often used in training with the intention of removing the ice-breaking between participants, so that they know each other, understand each other and can interact well with each other.
This is possible because differences in status, age, occupation, income, position and so on will cause a wall of separation between one participant and another.
To break down these barriers, an ice-breaking process is needed.
The purpose of this ice breaker is :
a.
The creation of equal conditions between fellow participants in the training forum.
b.
Removing barriers between participants.
c.
The creation of dynamic conditions among participants
d.
Generate excitement (motivation) among fellow participants to carry out activities during the training.
There are many methods that can be done in this ice breaking, including :
a.
Lecture Method, the trainer conducts an opening lecture first.
b.
Case Study Method, which gives participants the opportunity to take part in solving practical problems.
c. Simulation and game method, this method is the easiest method to do, the trainer prepares some games that aim to break the ice (ice breaking games) of the participants. ( I will take this method )
Things to Pay Attention to When Ice Breaking:
1. A trainer must have a strong sense of specialization when doing the ice breaking process.
He/she must know when the participants have melted or not and still have to be melted.
When the participants have not melted yet but the ice breaking has been stopped, this will be troublesome during the presentation of the next material.
2. During ice-breaking, a trainer should be able to detect (at least some of the participants have memorized) the initial potential, attitudes, traits and “special characteristics” of a participant.
3. The time allotted for ice breaking is highly conditional, depending on the level of fluidity of the participants.
4.
Menimbulkan kesan positif, seorang pelatih haruslah dipandang oleh peserta dalam pandangan yang positif, baik dari segi pendapat, sikap, sifat dan interaksinya dengan peserta, karena tidak menutup kemungkinan nanti seorang pelatih akan menjadi tempat “curhat” paling dipercaya bagi peserta yang mengalami persoalan-persoalan khusus.
Ice breaker variant :
Ice breaker variants here are divided into two variants, ice breakers without media and ice breakers with media. Ice breakers without media can be interpreted as brain cooling games by not using media outside the limbs.
Meanwhile, ice breakers with media can use any media so that the game is more lively.
It seems easy, right?
Just look for examples.
Yep.
Thanks to icebreaksinyourlife, pray for me this afternoon.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

one + eleven =

Chat!
1